Minggu, 26 September 2010

BALITA ANDA MASIH TIDUR DENGAN BOTOL DI MULUTNYA?

Oleh : Petra Ade Paramita Lestari
Dokter di Yayasan Kesehatan Gotong Royong, Surabaya



Apakah seperti ini gambaran gigi pada anak anda?
Pertimbangkan penggunaan botol dot sebagai salah satu penyebabnya. Sampai dengan saat ini,  jumlah anak yang masih diberi botol susu sebagai pengantar tidurnya saya dapati cukup banyak. Bila ini diterapkan pada bayi yang belum memiliki gigi tentu tidak menjadi masalah. Menjadi berisiko bila ini masih dilakukan pada anak-anak balita, terutama mereka yang sudah bergigi.

Nursing bottle caries, demikian istilahnya. Atau bila disederhanakan adalah, kerusakan gigi akibat pemakaian botol dot, terutama bila anak sudah akan terlelap. Gula dalam susu akan membasahi serta melapisi gigi bagian atas dan membentuk lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Gigi bagian bawah tidak terkena, disebabkan karena kepala botol ( putting botol ) ditahan antara lidah dan gigi atas, sehingga lidah melindungi gigi bagian bawah.
Pada balita, pengrusakan yang luas dari gigi akan menyebabkan nyeri, infeksi, kesulitan mengunyah, serta kesulitan bicara. Infeksi juga akan merusak gigi permanen, serta memungkinkan terjadinya gigi tanggal lebih dini dan membentuk pergeseran struktur gigi dan membutuhkan perawatan gigi lebih lanjut.

Bagaimana cara pencegahannya? Terutama adalah dengan TIDAK MEMBIARKAN ANAK TERTIDUR DENGAN BOTOL DI MULUT MEREKA. Segera setelah bayi memiliki gigi, orangtua harus memberanikan diri untuk disiplin membersihkan gigi anak dengan sikat gigi yang halus ( atau kain bersih/kassa ) ditambah sedikit pasta gigi sebelum anak tidur di malam hari. Seringkali anak berusaha menelan pasta gigi yang diberikan, sehingga cukup sedikit yang diberikan untuk mencegah fluorosis.

Risiko kerusakan gigi dapat diperkecil dengan mulai mengganti botol dengan gelas khusus untuk anak ketika anak sudah siap. Pada anak yang tetap bersikeras minum susu sebelum tidur, dapat diberi solusi dengan menyuruhnya menghabiskan keseluruhan susu selama dia masih bangun atau belum tertidur. Sesudahnya, orangtua dapat menyikat gigi anak. Bahkan pada anak yang minum ASI pun ternyata dapat terjadi kerusakan gigi bila ASI tetap kontak dengan gigi anak dalam jangka waktu lama. Contoh : tidur sambil disusui.

Hal paling utama yang harus ditekankan adalah edukasi bagi pihak orang tua. Pencegahan caries sejak dini dapat mencegah kerusakan gigi yang lebih luas pada usia lebih lanjut. Maka, mari, sebelum terlambat, perlakukan anak kita sesuai usianya. Bila anak sudah mulai tumbuh dan berkembang, orangtua juga harus siap, tegar, dan disiplin. Sebab, yang paling sering menjadi masalah adalah ketidaksiapan orangtua menghadapi anaknya yang ternyata sudah bertambah besar. Bila saya menyampaikan edukasi ini, tanggapan pertama orang tua adalah menolak, dengan alasan takut anak menangis, tidak mau tidur, rewel, dan lain-lain. Yang menjadi pertanyaan, siapa yang takut? Orang tua atau si anak? Coba dulu, itu yang utama. Masa transisi adalah masa sulit, bukan hanya bagi orang dewasa, namun juga bagi anak-anak. Anak terbiasa dengan botol, tiba-tiba harus berpisah dengan benda tersebut, yang sudah dapat dikatakan sebagai benda kesayangan. Pasti akan ada penolakan pada tahap awalnya, kemarahan, bahkan mungkin mengambek. Ini semua harus dilalui. Itulah yang disebut sebagai proses. Bila sudah dicoba seoptimal mungkin namun masih juga sulit, mungkin itu tandanya anda mulai membutuhkan pertolongan pihak luar. Selamat mencoba!! Menghindari jauh lebih baik daripada mengobati.



Sumber :
www.ncbi.nlm.nih.gov › ... › West J Med  v.174(3); Mar 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar